Fakta Tentang Nuklir
Halaman - 27 April, 2009
Q&A tentang Nuklir dan Komik
“Nuclear Meltdown-Pesan dari Kegelapan”
Komik anti nuklir ”Nuclear Meltdown -
Pesan dari Kegelapan” adalah upaya Greenpeace untuk menyebarkan pesan
bahwa tenaga nuklir akan mempertaruhkan hidup dan lingkungan kita
gara-gara industriawan yang rakus, pemerintah yang sok tahu, dan
masyarakat yang tak peduli.
1. Kenapa sih Greenpeace melawan nuklir?
Greenpeace akan selalu bekerja keras –-dan terus melawan-–
untuk memerangi penggunaan tenaga nuklir sebagai solusi energi, karena
resikonya terhadap lingkungan dan kehidupan yang tidak bisa ditoleransi.
Para pendukung industri nuklir tengah berusaha memanfaatkan masalah
perubahan iklim untuk menghidupkan kembali industrinya yang kian
meredup. Argumen yang selalu disampaikan mereka, bahwa tenaga nuklir
adalah cara yang aman, besih, dan murah untuk mengatasi permasalahan
perubahan iklim global dan krisis energi.
Kenyataannya, tenaga
nuklir merongrong solusi sebenarnya untuk mengatasi perubahan iklim
dengan mengalihkan investasi yang sangat dibutuhkan bagi sumber energi
yang bersih dan terbarukan serta efisien.
Tenaga nuklir mahal dan
berbahaya, karena bisa mengarah kepada meningkatnya perlombaan
perbanyakan senjata nuklir, merupakan ancaman bagi keamanan global.
Kalaupun ada keuntungan dari nuklir, akan terlalu sedikit, terlambat,
dan terlalu mahal.
Kembali Ke atas
2. Bagaimana energi nuklir diciptakan?
Suatu molekul, bagian terkecil suatu unsul kimia, terdiri
dari setidaknya dua atom. Satu atom terdiri dari elektron, neutron dan
proton. Neutron-neutron dan proton-proton bersama disebutkan inti atom
atau ”nucleus”. Kalau ”nucleus” dari atom ini mengandung lebih banyak
neutron daripada proton, dia tidak stabil dan akan mengeluarkan
partikel-partikel dalam upaya menstabilkan diri. Proses emisi partikel
dan gelombang elektromagnetik disebut sebagai radioaktifitas. Zat
radioaktif dari atom yang tidak stabil itu adalah radiasi pengion.
Atom-atom yang besar dan
berat di alam adalah jenis atom yang tidak stabil, karena itu sangat
radiatif. Salah satu contoh atom yang tidak stabil ini adalah uranium.
Kalau suatu nucleus dari atom yang tidak stabil menangkap suatu neutron,
atom ini akan membelah. Proses ini disebut fisi. Proses fisi ini
menghasilkan suatu reaksi berantai di mana neutron-neutron yang
dilepaskan dari proses fisi akan menambah fisi di dalam, setidaknya
terhadap satu nucleus yang lain. Pembelahan ini menghasilkan radiasi
sinar gamma, suatu bentuk radiasi nuklir yang mematikan dan mengandung
tingkat energi yang sangat tinggi.
Dalam sebuah reaktor
nuklir, reaksi berantai tersebut perlu dikendali supaya tidak terjadi
reaksi berbahaya seperti yang ada dalam ledakan senjata nuklir.
Energi yang dihasilkan
dari proses fisi ini digunakan untuk memanaskan air agar menjadi uap
air. Pada tahap ini, fungsi pembangkit listrik tenaga nuklir
sesungguhnya sama saja dengan pembangkit listrik tradisional yang
menggunakan bahan bakar fosil, seperti minyak, atau batu bara. Tenaga
yang dihasilkan oleh uap air untuk menggerakkan turbin, yang kemudian
menberikan tenaga ke suatu generator guna menghasilkan listrik. Semua
reaktor nuklir yang menggunakan uap air sebagai penggerak turbin bekerja
dengan prinsip serupa.
Kembali Ke atas
3. Apa uranium begitu saja bisa dipakai sebagai bahan bakar nuklir?
Reaktor tenaga nuklir sipil memanfaatkan energi dari
uranium yang dihasilkan selama proses fisi, seperti dijelaskan di atas.
Sebelum uranium bisa dipakai sebagai bahan bakar nuklir, dia perlu
melewati beberapa proses dulu.
Uranium alami harus
diekstraksi (ditambang) dari dalam bumi sebagaimana layaknya barang
tambang lainnya. Namun, tidak seperti barang tambang lainnya, uranium
merupakan elemen radiatif. Akibatnya, seluruh aspek yang berkaitan
dengan produksi bahan bakar uranium, mulai dari pertambangan,
pemrosesan, dan pengayaan, sampai transportasi, memiliki potensi dampak
yang merusak terhadap lingkungan dan kesehatan. Rata-rata setiap bijih
uranium mengandung hanya 0,1% uranium. Sebagian besar materi lainnya
yang dipisahkan pada saat penambangan bijih uranium adalah bahan
beracun, berbahaya, dan radiatif.
Secara alami, uranium
yang dijumpai di deposit uranium di alam dapat berbentuk Uranium-235
(U-235) yang bersifat radiatif (tidak stabil) dan U-238 yang stabil.
Agar bisa digunakan dalam reaktor, uranium tersebut harus mengalami
proses ”pengayaan”, yang artinya sejumlah uranium tersebut mengalami
proses penambahan persentase unsur U-235 yang bersifat radiatif dan
U-235 perlu dipisahkan dari U-238.
Untuk pembangkit listrik
sipil standar, kandungan uranium harus ditambah dari 0,7% agar mencapai
3% sampai 5% U-235. Proses ini disebutkan pengayaan uranium. Uranium
yang diperkaya kemudian dihancurkan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil dan diletakkan di dalam suatu batang (rod) besi panjang.
Batang-batang ini kemudian dikumpulkan menjadi satu ikatan (bundle).
Proses fisi atau
pembelahan atom bahan bakar uranium akan menghasilkan unsur-unsur
tingkat radiasi tinggi seperti cesium dan strontium yang sangat
berbahaya.
Kembali Ke atas
4. Katanya Indonesia punya cadangan uranium, betul ga sih?
Iya, tapi cadangan uranium yang ada di Indonesia (di
Kalimantan tepatnya), berkualitas redah, karena kehadiran unsur U-235
nya tidak memadai untuk diperkaya.Walaupun uranium cukup berlimpah di
dunia ini, persentase U-235 harus setidaknya bernilai 0,7% sebelum
proses pengayaan atau pengayaannya. Artinya akan terlalu mahal dan tidak
efesien. Kalau Indonesia memakai PLTN, uraniumnya perlu diimpor dari
Australia untuk selanjutnya diperkaya dulu di Jepang atau Russia sebelum
bisa dipakai di sini.
Kembali Ke atas
5. Apa itu radiasi?
Pada saat atom dipecah, energi dalam jumlah besar
dilepaskan. Secara sederhana seperti inilah tenaga nuklir dijelaskan.
Kedengarannya sangat jinak, tetapi produksi nuklir menghasilkan materi
radioaktif pengion yang berbahaya.
Radiasi adalah energi
yang berjalan dalam bentuk gelombang. Radiasi pengion menghasilkan
reaksi kimia yang tidak bisa diprediksi, termasuk gelombang
elektromagnetik dan juga partikel. Manusia tidak bisa melihat, merasa,
mencium, atau mendengar radiasi pengion. Ada sumber radiasi pengion
alami yang tidak bisa dihindari. Radiasi ini disebutkan ”radiasi latar
belakang” atau background radiation. Selain radiasi alam ini, ada juga
radiasi yang diciptakan manusia, untuk tujuan masing-masing, seperti
medis, pangan, senjata, dan energi. Tetapi, paparan keradiasian yang
diciptakan manusia itu loh yang bisa mengawatirkan bagi manusia sendiri
dan lingkungan hidup, karena dikaitkan dengan mutasi gen, kelainan
lahir, kanker, leukemia, kelainan reproduksi, imunitas, kardiovaskuler,
dan sistem endokrin.
Ada empat jenis radiasi;
Alpha, Beta, Gamma, dan X-ray, dengan ciri-ciri dan kandungan resiko
masing-masing. Paling berbahaya adalah radiasi Alpha. Radiasi ini tidak
bisa menembus kulit kita, tapi begitu terhirup, tertelan, atau masuk
lewat luka, bisa masuk sel-sel di organ atau darah yang sangat merusak
daerah sekitarnya. Contoh pengemisi Alpha adalah Plutonium, gas Radon,
Uranium, dan Americium.
Pemancaran radiasi tinggi
sangat membahayakan untuk manusia dan lingkungan, bukan hanya sekarang,
tetapi tetap berdampak sampai ratusan ribu tahun mendatang!
Kembali Ke atas
6. Apa sih nuclear meltdown itu?
Proses fisi nuklir tersebut adalah proses yang amat
kompleks dan penuh resiko. Kalau terjadi masalah atau kerusakan di dalam
inti reaktor, kemungkinan besar dia akan terlalu panas dan meleleh.
Kalau sebuah reaktor meleleh akan terjadi pelepasan radiasi
besar-besaran. Karena suhu yang sangat tinggi sekali, ada kemungkinan
bahwa bangunan perlindungan inti reaktor, yang dibuat dari logam
dan/atau semen, akan rusak, alhasil radiasi tinggi akan terpancar ke
lingkungan sekitarnya dengan konsekuensi yang amat parah.
Ada cukup banyak alasan
kenapa bisa terjadi suatu kecelakaan di dalam PLTN. Kecelakaan meltdown
yang paling parah adalah Chernobyl pada tahun 1986 di Ukraina, dulu
sebagian Uni Soviet. Chernobyl tercatat dalam sejarah sebagai bencana
nuklir sipil terburuk di dunia. Pada saat bencana terjadi, 56 orang
meninggal dan sekitar 600.000 orang terpapar radiasi dengan tingkat yang
signifikan. Kita tidak pernah bisa tahu jumlah korban tewas yang tepat
tapi diperkirakan lebih dari 93,000 jiwa.
Dalam komik kita ini,
istilah ’Nuclear Meltdown” dipakai sebagai sebuah metafora untuk
menggambarkan bahaya dan semua resiko yang terkait dengan nuklir, mau
dari senjata, PLTN ataupun limbahnya.
Kembali Ke atas
7. Katanya teknologi nuklir itu sudah aman, benar nggak sih?
Realitas industri nuklir saat ini tidak berbeda dengan
keadaannya pada abad ke-20 –-di mana bahaya adalah bagian integral yang
tidak dapat dipisahkan. Dari waktu ke waktu kembali industri nuklir
menunjukkan bahwa ”keselamatan” dan ”energi nuklir” adalah dua
terminologi yang tidak cocok.
Kecelakaan dapat terjadi
di reaktor manapun, yang dapat menimbulkan terjadinya pelepasan radiasi
mematikan dalam jumlah besar terhadap lingkungan. Kecelakaan-kecelakaan
di dalam industri nuklir telah terjadi jauh sebelum bencana Chernobyl.
Lebih dari duapuluh tahun kemudian, industri nuklir masih terus diwarnai
dengan berbagai kecerobohan, insiden, dan kecelakaan.
Reaktor-reaktor nuklir
tua merupakan penyakit endemis yang menyebar di seluruh dunia, terutama
akibat dampak operasi jangka panjang dan komponen-komponennya yang
berukuran besar. Lebih mengawatirkan lagi bahwa apabila para operator
mendapat izin untuk memperpanjang jangka hidup reaktor dari 30 tahun
menjadi 40 tahun, bahkan lebih. Dan itu pastinya akan semakin
meningkatkan resiko kecelakaan. Operator nuklir pun secara terus menerus
berusaha untuk menurunkan biaya dikarenakan tingkat persaingan yang
ketat di pasar listrik dan demi memenuhi harapan pemegang saham.
Sementara model PLTN yang
baru, seperti European Pressurized Reactor (EPR) atau Reaktor
Bertekanan Eropa, akan memunculkan masalah baru yang tidak dapat
diantisipasi dan menghasilkan limbah radioaktif lebih tinggi lagi.
Walaupun reaktor ini dibilang canggih dan lebih aman, tapi coba lihatlah
kenyataannya. Dua prototype reaktor EPR yang sedang dibangun di
Finlandia dan Prancis terus mengalami masalah. Telah dideteksi lebih
dari 2000 kesalahan dalam konstruksi yang mengakibatkan tiga tahun
keterlambatan dari jadwal yang sudah ditetapkan. Hasilnya? Biaya reaktor
ini membengkak menjadi 4,5 trilliun Euro atau 50% lebih dari perkiraan
biaya awal. Karena ongkos pembangunan yang besar banget, industriawan
nuklir selalu berusaha untuk mengurangi ongkos, dan dengan itu
mempertaruhkan keselamatan.
Setelah bencana
Chernobyl, industri nuklir semakin meredup dan semakin sedikit orang
yang tertarik bekerja di bidang nuklir. Sehingga sumber daya manusia
yang berkualifikasi untuk membangun dan mengoperasikan reaktor nuklir
semakin berkurang. Siapa yang nanti akan mampu mengoperasikan PLTN-PLTN
yang baru secara bijak dan aman? Tidak sulit ditebak bahwa resiko bahaya
bencana nuklir akan semakin membayangi.
Kalaupun misalkan
teknologi tidak gagal dan para operator tidak melakukan kesalahan,
bencana alam tak boleh diabaikan dan masih merupakan resiko yang
berarti. Sebagai contoh, pada tahun 2007, sebuah gempabumi di Jepang
mengakibatkan kebakaran di PLTN Kashiwazaki-Kariwa. Gempa bumi tersebut
memaksa tujuh reaktor tutup. gempa itu mengakibatkan sobekan di reaktor,
kemudian melepas cobalt-60 dan chromium-51 ke atmosfir dari sebuah
cerobong asap dan mengakibatkan bocornya 1.200 liter air yang
terkontaminasi ke laut. Lebih dari setahun kemudian ketujuh reaktor
tersebut masih tak bisa dioperasikan.
Kembali Ke atas
8. Ada nggak penyelesaian untuk limbah nuklir?
Setiap tahapan siklus produksi bahan bakar nuklir –-mulai
dari penambangan uranium dan pengayaannya, operasional reaktor, dan
proses penggunaan bahan bakar nuklir-- menghasilkan limbah nuklir.
Penonaktifan dan pembongkaran fasilitas nuklir (decomissioning) juga
menghasilkan limbah radioaktif dalam jumlah besar. Banyak lokasi nuklir
di dunia ini yang masih perlu proses monitoring dan pengamanan walaupun
sudah tidak aktif.
Sebagian besar limbah
nuklir akan tetap berbahaya sampai ratusan ribu tahun, meninggalkan
warisan yang mematikan bagi generasi yang akan datang. Tidak
mengherankan bahwa solusi penanganan limbah nuklir sampai sekarang belum
ditemukan dan kayaknya seperti nggak mungkin sih.
Konstruksi di situs
pembuangan limbah Gunung Yucca di Nevada, Amerika Serikat, dimulai pada
tahun 1982, tapi tanggal mulai beroperasinya ditunda dari 1992 sampai di
atas 2029. Survey Geologi AS menemukan garis patahan (fault line) di
bawah lokasi yang direncanakan. Dan muncul keraguan-keraguan serius akan
pergerakan jangka panjang dari air bawah tanah yang dapat membawa
kontaminasi mematikan ini ke lingkungan. Pada bulan Maret 2009 Presiden
AS Barrack Obama telah mengumumkan bahwa beliau tidak akan menghabiskan
dana lagi untuk situs Yucca Mountain yang tidak terbukti aman ini.
Secara global, volume
bahan bakar sisa (spent fuel) adalah sejumlah lebih dari 250,000 ton,
dan terus meningkat sekitar 10.000 ton setiap tahun. Milyaran dolar
investasi telah dihabiskan untuk menemukan beragam cara pembuangan
limbah nuklir di atas maupun dibawah tanah. Namun industri nuklir dan
pemerintah gagal memberikan solusi yang masuk akal dan terjamin
keamanannya secara berkelanjutan.
Jangan lupa juga bahwa
diperlukan suatu metode yang bisa dipercaya yang bisa dipakai untuk
memberikan peringatan kepada generasi yang akan datang mengenai
keberadaan limbah nuklir tersebut. Entah bagaimana cara komunikasi
manusia dalam 200, apalagi hingga 240,000 tahun ke depan?!
Kembali Ke atas
9. Bagaimana kalau limbah nuklir diolah kembali?
Sebagian dari bahan bakar nuklir yang terpakai diproses
kembali, yang artinya plutonium dan uranium yang tak terpakai dipisahkan
dari limbah, dengan maksud untuk dipergunakan kembali dalam PLTN. Bahan
bakar yang dihasilkan dari pemrosesan kembali biasanya dicampur dengan
bahan bakar uranium biasa, menjadi sekitar 30% plutonium dan 70% uranium
yang diperkaya.
Campuran bahan bakar itu
disebut sebagai bahan bakar MOX (mixed oxide) atau ”MOX fuel”. Sejumlah
kecil negara – Perancis, Rusia, dan Inggris – melakukan pengolahan
kembali dalam skala komersial. Hasilnya, limbah nuklir berbahaya dan
plutonium yang tersaring terus menerus ditransportasikan melewati
lautan, perbatasan, dan melalui kota-kota.
Asal tahu saja, istilah
“pengolahan kembali” yang disebutkan di atas adalah jelas bahwa
menyesatkan. “Pengolahan kembali” bahan bakar uranium yang terpakai
justru menghasilkan lebih banyak limbah berbahaya. Tempat-tempat
pengolahan kembali nuklir mengeluarkan jumlah besar limbah radioaktif
setiap harinya dengan dampak lingkungan serius.
Kembali Ke atas
10. Kenapa sih nuklir itu sering dikaitkan dengan senjata?
Badan PBB untuk Energi Atom Internasional (IAEA) didirikan
untuk mendukung ekspansi tenaga nuklir di seluruh dunia. Namun di saat
yang sama IAEA juga berperan sebagai badan pengawas untuk pengembangan
senjata nuklir ilegal. Konflik kepentingan mendasar seperti inilah yang
merupakan penyebab utama mengapa perbanyakan senjata nuklir di seluruh
dunia tidak dapat dihentikan.
Satu fakta sederhana
menunjukkan bahwa setiap negara yang memiliki kemampuan mengembangkan
tenaga nuklir juga memiliki kemampuan untuk membuat senjata nuklir.
Jadi, dengan adanya 44 negara yang mengembangkan tenaga nuklir saat ini
bisa dikatakan bahwa di seluruh dunia terdapat 44 negara yang berpotensi
untuk menghasilkan senjata nuklir. Dan kalau industri nuklir berhasil
mengekspansi, jumlah negara ini akan terus mengingkat dengan konsekwensi
yang tidak dapat diprediksi.
Plutonium adalah hasil
proses fisi dan tidak terdapat dalam lingkungan alam yang bisa dipakai
untuk membangun bom. Bahan bakar nuklir yang terpakai mengandung 1%
plutonium. Berarti suatu reaktor nuklir dengan kapasitas standar
(sekitar 1000 Megawatt) menghasilkan plutonium cukup untuk memproduksi
sekitar 40 bom tiap tahun. Untuk membuat satu bom nuklir hanya
diperlukan 5 kilogram plutonium (Bom yang dijuluki dengan Fat Man, yang
menghancurkan Nagasaki pada tahun 1945 dan membunuh 50.000 orang hanya
mengandung 6,1 kilogram plutonium). Hal inilah yang menyebabkan
penjagaan cadangan plutonium menghabiskan sumberdaya yang sangat besar.
Plutonium akan terus
mengeluarkan zat radiaoktif tingkat tinggi sampai 240,000 tahun.
Menumpuknya plutonium yang dihasilkan dari fasilitas sipil terus
meningkat di dunia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya
proliferasi. Kebanyakan plutonium militer yang ada di dunia dimiliki
oleh Rusia (130 ton) dan Amerika Serikat (100 ton). Produksi plutonium
militer hampir berhenti sepenuhnya setelah perang dingin, namun
pemrosesan ulang komersial masih berlanjut dan meneruskan status quo
yang berbahaya ini.
Kembali Ke atas
11. Tapi tenaga nuklir itu murah kan?
Einstein pernah menggambarkan teknologi tenaga nuklir
sebagai “cara paling mahal untuk mendidihkan air”, walaupun pendukung
nuklir senang bikin kita percaya bahwa tenaga nuklir itu efektif biaya.
Padahal kalau kita melihat pengalaman sekarang dan yang lalu dari
proyek-proyek nuklir yang diperkirakan serta biaya sebenarnya, maka akan
terungkaplah suatu industri yang dipenuhi dengan belanja yang berlebih
dan selalu ditopang oleh subsidi pemerintah.
Biaya pembangunan reaktor
nuklir, yang sangat mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik yang
lain, secara konsisten selalu pada kenyataannya dua sampai tiga kali
lebih mahal dari yang diperkirakan oleh industri nuklir. Di India,
negara yang paling baru membangun reaktor nuklir, biaya penyelesaian 10
reaktor terakhirnya, rata-rata 300% di atas anggaran. Di Finlandia,
konstruksi reaktor baru, kelebihan anggarannya sudah mencapai €1,5
milyar.
Selama bertahun-tahun,
milyaran dolar uang pembayar pajak masuk ke dalam energi nuklir,
dibandingkan dengan sedikitnya uang yang digunakan untuk mempromosikan
teknologi energi bersih dan terbarukan.
Reaktor nuklir merupakan
beban yang terlalu besar untuk ditanggung oleh perusahaan asuransi.
Sebuah kecelakaan besar, bernilai ratusan milyar euro (total biaya
Chernobyl diperkirakan adalah €358 milyar) dapat membuat mereka
bangkrut. Pemerintah, dan pada akhirnya juga para pembayar pajak,
dipaksa untuk menanggung beban keuangannya. Biaya pembersihan setelah
sebuah PLTN ditutup dan pengelolaan limbah nuklir yang aman untuk banyak
generasi mendatang (semua bagian reaktor akan terkontaminasi zat
radioaktif) juga sebagian besar ditanggung oleh negara dan bukan oleh
perusahaan sendiri
Kembali Ke atas
12. Katanya nuklir itu bersih dan bisa membantu mengatasi dampak perubahan iklim?
Dunia kini sedang menghadapi ancaman global yang sangat
besar, yaitu perubahan iklim. Perubahan iklim disebabkan berbagai
kegiatan manusia yang menghasilkan terlalu banyak emisi gas rumah kaca
(GRK), terutama karbon dioksida. Kebanyakan emisi GRK itu hasil dari
pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak saja, tapi
juga karena penebangan hutan, sampah, dan pertanian yang tidak
berkesinambungan. Gas ini tidak bisa keluar atmosfir sehingga terjadilah
apa yang disebut dengan efek rumah kaca, yang menyebabkan pemanasan
global atau global warming. Beberapa dampak perubahan iklim di antara
lain adalah kenaikan permukaan laut, meningkatnya penyakit tropis, dan
hilangnya keanekaragaman hayati. Dampak perubahan iklim akan sangat
parah di negara-negara Asia tenggara.
Jika kita mau mencegah
akibat-akibat perubahan iklim yang terparahkan akibat emisi karbon
dioksida tersebut, maka perlu bersegera memangkas emisinya hingga
setidaknya 50% pada tahun 2050 dan 30% pada tahun 2030 secara global.
Kesepakatan ini dibuat pemimpin-pemimpin dunia dan diformalkan dalam
Protokol Kyoto. Akhir tahun ini akan ada pertemuan mereka berikutnya,
yang itu sangat penting karena akan membahas apa yang perlu dilakukan
untuk mencapai tujuan pemangkasan emisi secara global setelah tahun
2012, kapan Protokol Kyoto berakhir. Kalau kamu sudah baca komik kita,
kamu akan tahu bahwa menurut Greenpeace, banyak hal akan tergantung pada
hasil pertemuan ini!
Memang emisi karbon dari
pengoperasian PLTN jauh lebih kecil daripada emisi dari PLTU batu baru
atau minyak, tapi kalau kita memperhitungkan emisi yang disebabkannya
mulai dari pertambangan, pemrosesan, pengayaan uranium, transport,
hingga pembongkaran PLTN, maka emisi karbonnya akan terbukti jauh lebih
tinggi dari yang dikeluarkan tenaga angin atau panas bumi. Jadi
jelaslah, dalam upaya pengurangan emisi, kontribusi nuklir amatlah
kecil.
Saat ini 436 reaktor
nuklir memasok sekitar 16% listrik global, yang hanya mewakili 6,5%
konsumsi energi keseluruhan. Skenario global dari Badan Energi
Internasional (IEA), yang diterbitkan pada bulan Juni 2008, menunjukkan;
Bahkan jika kapasitas nuklir digandakan empat kali pada tahun 2050,
kontribusinya hanya 6% terhadap upaya menurunkan emisi karbon - dari
sektor energi - sampai setengahnya pada tahun 2050 tersebut.
Kok, bodoh banget kalau
dengan kontribusi sekecil itu mereka mau ambil resiko begitu besar!
Ekspansi nuklir seperti yang diinginkan industrinya juga tugas yang
mustahil. Sejak tahap perencanaan, tahap pembangunan sampai
pengoperasian rata-rata butuh waktu sepuluh tahun. Itu berarti bahwa
listrik yang dihasilkan baru dapat dinikmati jauh setelah tahun 2020,
yaitu pada saat di mana dunia seharusnya sudah jauh mengurangi emisi gas
rumah kaca. Di samping itu, PLTN tersebut akan terus menimbulkan bahaya
besar dari limbah yang dihasilkan, radiasi zat radioaktif, dan
kemungkinan kecelakaan serta bencananya.
Kembali Ke atas
13. Kalau bukan nuklir, apa yang bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan energi bangsa ini?
Tahu nggak, energi terbarukan bisa memenuhi kebutuhan
energi global enam kali lebih banyak dibandingkan dengan teknologi yang
sudah ada sekarang – ditambah dengan jaminan keberlanjutan, secara
damai, bersih, dan ketersediaannya yang melimpah. Energi terbarukan
adalah sumber energi yang benar-benar bersih (dengan emisi karbon yang
sangat rendah) dan tidak mengandalkan bahan bakar fosil (batu bara,
minyak, atau gas bumi), atau fisil (uranium). Contoh energi terbarukan
adalah panas bumi (geothermal), biomasa, angin, surya, mikro-hidro, dan
gelombang.
Potensi panas bumi di
Indonesia sama dengan 27,000 megawatt atau 40% dari potensi panas bumi
di dunia. Panas bumi adalah sumber energi yang sudah terbukti efektif
dan bersih. Tenaga angin sedang mengalami lonjakan di negara seperti
Spanyol, Jerman, dan Cina, sedangkan tenaga surya semakin murah dan
menjanjikan. Sayangnya pemerintah kurang mengutamakan pemakaian energi
terbarukan dan memanfaatkan potensinya secara penuh.
Kembali Ke atas
14. Memang energi terbarukan bisa diandalkan?
Ada orang (khususnya mereka yang gencar mempromosikan
nuklir) bilang bahwa energi terbarukan tidak bisa diandalkan karena
pasokan listriknya tidak stabil (misalnya kalau angin lagi mereda,
turbin-turbin tidak digerakkan). Tapi dengan jaringan listrik yang
cerdas dan terdesentralisasi kita justru bisa mengembangkan sistem
listrik yang lebih efektif, terjangkau, dan tidak boros seperti jaringan
listrik skala besar yang dipakai sekarang.
Instalasi pembangkit
tenaga energi terbarukan bersifat lebih cepat, lebih murah, dan lebih
terpercaya dibandingkan dengan instalasi pembangkit tenaga nuklir. Waktu
konstruksi yang diperlukan untuk turbin angin misalnya, hanya sekitar 2
minggu, ditambah dengan sekitar 1-2 tahun untuk perencanaannya.
Pembangkit listrik tenaga angin bisa mengikuti perkembangan kebutuhan
dari negara seperti India dan China dengan lebih mudah dibandingkan
dengan program tenaga nuklir yang lambat dan tidak pasti. Di Cina,
misalnya, kapasitas tenaga angin sudah mengingkat dari 4,000 MW menjadi
10,000MW, sedangkan kapasitas nuklir di Cina hanya sebesar 9,000MW.
Target tenaga angin pemerintah Cina juga jauh lebih besar daripada
nuklir yaitu 100GW tenaga angin ketimbang hanya 12,1 GW nuklir sampai
tahun 2020.
Setiap uang yang
diinvestasikan untuk efisiensi listrik akan menggantikan tujuh kali
lebih banyak karbon dioksida dibandingkan dengan setiap uang yang
diinvestasikan dalam tenaga nuklir. Kenyataannya, tenaga nuklir
merongrong solusi sebenarnya untuk mengatasi perubahan iklim dengan
mengalihkan investasi yang sangat dibutuhkan bagi sumber energi yang
bersih dan terbarukan serta efisiensi energi.
Jadi pakai aja sumber energi terbarukan dengan sekaligus menolak PLTN.
Kenapa tidak?