BUDIIDAYA LELE DENGAN
SISTEM BIOFLOK
Menurut buku “Probiotik” Editor dari Prof.Dr.
Soeharsono, Msc, hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran unsur
Karbon (C), Nitrogen (N) dan Posfor (P) dalam tubuh ikan atau udang yang
merupakan cerminan dari pakan ikan atau udang, rata-rata 13%, 29% dan
16%, namun jumlahnya sangat sedikit dalam tubuh, karena ternyata pakan
yang dimakan oleh ikan hanya 20%-30%, artinya tersisa 70-80%
dalam kolam atau sedimen dan itu jumlah yang sangat besar. Sisa 70%-80%
inilah yang biasa menjadi sumber penyakit muncul, Kualitas air menurun
dan berakibat dengan pertumbuhan ikan lele yang kurang maksimal. Artinya
saat kita mampu mengolah sisa 70% tersebut maka kita mampu memberikan
lingkungan yang terbaik untuk ikan lele. Ada banyak teknik pengelolaan
sisa kotoran dan pakan bisa menggunakan sistem sirkulasi, sistem
penyedotan, sistem probiotik dan yang akan kami gunakan yaitu sistem
BIOFLOC.
Apa itu BIOFLOC ?
Biofloc
merupakan agregat diatom, makroalga, pelet sisa, eksoskeleton organisme
mati, bakteri, protista dan invertebrata juga mengandung bakteri,
fungi, protozoa dan lain-lain yang berdiameter 0,1-2 mm. Bahan-bahan
organik itu merupakan pakan alami ikan dan udang yang mengandung nutrisi
baik, yang mampu disandingkan dengan pakan alami, sehingga pertumbuhan
akan baik bahkan jumlah pakan yang diberikan bisa diturunkan.(Probiotik)
Menurut Teori Biofloculasi
Biofloc
adalah tehnik pengolahan limbah cair untuk makroagregat yang dihasilkan
dalam sistem lumpur aktif. Lumpur aktif bisa juga diibaratkan sebagai
sup mikroba yang terbentuk dari pemberian aerasi terus menerus pada
biomassa tersuspensi dan mikroorganisme penguraian dalam limbah cair.
Bagaimana terbentuknya BIOFLOC di dalam air?
Proses
ini dimulai dari proses nitrifikasi yang reaksinya adalah amonia plus
oksigen menjadi ion nitrit dan akhirnya nitrat dan air, pada reaksi ini
terdapat campur tangan bakteri oksidasi amonia dan bakteri oksidasi
nitrit, artinya semua proses ini memerlukan oksigen yang cukup tinggi
yaitu 4 ppm pada siang hari dan 6 ppm pada malam hari.
Mikroorganisme
seperti bakteri dengan kemampuann lisis bahan organic memanfaatkan
detritus sebagai makanan. Sel bakteri mensekresi lendir metabolit ,
biopolymer (polisakarida , peptida, dan lipid) atau senyawa kombinasi
dan terakumulasi di sekitar dinding sel serta detritus.
Kesalingtertarikan antar dinding sel bakteri menyebabkan munculnya flog
bakteri.
Penggunaan
BIOFLOC dalam budidaya ikan lele kita ketahui dengan sifat nafsu makan
yang tinggi dan usus pendek dari ikan lele menyebabkan ikan lele mudah
lapar namun cepat menyebabkan akumulasi kotoran menumpuk. Tehnik Biofloc
pada intinya mereduksi bahan-bahan organik dan senyawa beracun yang
terakumulasi dalam air pemeliharaan ikan. Dengan sistem self-purifikasi
didapat hasil akhir meningkatkan effisiensi pemanfaatan pakan dan
peningkatan kualitas air. Hasilnya adalah :
1. Pakan ikan lele akan lebih effisien
2. Pertumbuhan ikan lele akan rampag artinya selama kegiatan budidaya tidak ada kegiatan penyortiran.
3. Kecepatan pertumbuhan ikan yang lebih optimal dengan masa waktu panen yang lebih singkat.
4. Padat tebar per meter3 yang lebih tinggi kisaran 500 benih-1000 benih/m3.
3. Kecepatan pertumbuhan ikan yang lebih optimal dengan masa waktu panen yang lebih singkat.
4. Padat tebar per meter3 yang lebih tinggi kisaran 500 benih-1000 benih/m3.
5. Ikan sehat dan gesit serta mengurangi penyakit pada ikan.
Persyaratan Kolam Biofloc
1.
Membutuhkan probiotik pembentuk floc. Dengan menggunakan bakteri
Bacillus sp seperti Bacillus Substilis, Bacillus cereus.Probiotik bisa
dibeli dipasaran dengan harga yang murah dan bisa diperbanyak dengan
molase supaya lebih hemat.
2.
Membutuhkan oksigen yang tinggi didalam kolam kisaran 4 ppm-6 ppm.
Untuk mengatasinya bias menggunakan pompa celup dengan ketinggian pompa
2,5 meter dengan kekuatas 43 watt.
3. Penambahan bahan baku stater yang mengandung karbon seperti molase, tepung tapioka, tepung terigu, bekatul atau gula.
3. Penambahan bahan baku stater yang mengandung karbon seperti molase, tepung tapioka, tepung terigu, bekatul atau gula.
4. Kondisi lingkungan air kolam dibuat selalu mengaduk dengan bantuan semburan air atau aerator.
Ciri-Ciri Air Kolam Yang Terbentuk Sistem Biofloc
1. Warna air kolam coklat kekuningan semakin lama akan coklat kemerahan.
2. Air kolam tidak berbau.
3. Air kolam lebih encer dan tidak kental.
4. Jika diambil sampel airnya didiamkan beberapa menit, terdapat endapan coklat kehijauan yang melayang-layang didalam air.
5. Ikan lele sehat dan gesit.
Mengapa dibutuhkan bahan penambahan bahan yang mengandung karbon kedalam air kolam.
Didalam sistem biofloc membutuhkan oksigen, sisa pakan, air yang tersuspensi dan bantuan bakteri probiotik didalam kolam. Bakteri ini membutuhkan makanan untuk bermetabolisme dan berkembang menjadi jumlah yang mampu menguraikan sisa pakan didasar kolam. Bakteri dapat memanfaatkan ammonia-nitrogen dengan effisien jika perbandingan C/N sekitar 15-25 : 1. Sehingga kekurangan karbon dilakukan kegiatan penambahan bahan ke dalam kolam seperti gula, molase , tepung tapioka, tepung terigu, dan dedak.
Didalam sistem biofloc membutuhkan oksigen, sisa pakan, air yang tersuspensi dan bantuan bakteri probiotik didalam kolam. Bakteri ini membutuhkan makanan untuk bermetabolisme dan berkembang menjadi jumlah yang mampu menguraikan sisa pakan didasar kolam. Bakteri dapat memanfaatkan ammonia-nitrogen dengan effisien jika perbandingan C/N sekitar 15-25 : 1. Sehingga kekurangan karbon dilakukan kegiatan penambahan bahan ke dalam kolam seperti gula, molase , tepung tapioka, tepung terigu, dan dedak.
Pembudidayaan
dilakukan dengan prinsip-prinsip dasar ilmu tanah dan air untuk
mengkondisikan ekosistem kolam yang dapat mendukung makro-mikro
flora-fauna yang menguntungkan budidaya. Selain itu juga menekan dan
meminimalkan pengaruh negatif flora-fauna yang merugikan. Dengan
melambungkan harga pakan dan biaya listrik yang sangat tinggi dan hasil
jual yang murah dan berdasarkan reset makan maka mengembangkan sebuah
sistem baru yang disebut dengan Sistem Lele Organik (Plock Bakteri).
I.Teknis Budidaya dan Persiapan Asumsi :
•Kolam ukuran 4×6 meter.
•Ketinggian air 1-1½ meter.
•Padat penebaran 200-350 ekor/m3
•Masa budidaya 90 hari.
•Lokasi kolam yang kena matahari langsung dan maksimal.
II.Cara Memilih Bibit yang Baik
•Pilih bibit yang aktif, kuat dan bebas dari jamur.
•Bibit sudah disterilisasi dari pembibitan.
•Tidak ada cacat, luka dan kumis putus.
•Bibit minimal ukur 5.
•Bibit ditebar pada waktu dingin (jam 6 sore – jam 9 pagi).
III.Manajemen Pakan
•Mulai pemberian pakan pada hari berikutnya.
•Gunakan pakan yang dijual secara komersial.
•Jangan
memberikan pakan secara berlebihan karena pakan yang terbuang akan
membusuk dan melepas gas beracun yang menyebabkan stress lele.
•Jangan campurkan bahan kimia khususnya antibiotic dalam pakan.
IV.Manajemen Air
•Kondisikan air berwarna cokelat.
•Air perlu diganti/disirkulasi atas apabila terdapat buih dan berlendir.
•Jangan ganti air jika tidak ada gejala diatas tersebut.
•Air agak bau perlu ditambah probiotik 5 ppm pada waktu matahari terik (jam 8 pagi – jam 1 siang).
V.Pemahaman Tentang Buku Catatan Harian Kolam
•Rincian persiapan kolam.
•Informasi mengenai kualitas bibit yang unggul.
•Nama unit pembenihan bibit unggul.
•Tanggal penebaran.
•Pengeluaran yang dikeluarkan dan hasil dari penjualan.
VI.Meningkatkan Kemampuan dalam Pemasaran Hasil Budidaya (Penjualan)
Kelebihan
1.Angka kehidupan lebih tinggi.
2.Pakan lebih irit.
3.Air tidak perlu diganti.
4.Lebih ekonomis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar